Simbolisme Dewa Dalam “ Satyr Yang Mencari Sayap “ Karya Denny Apriyanto

UncategorizedLeave a Comment on Simbolisme Dewa Dalam “ Satyr Yang Mencari Sayap “ Karya Denny Apriyanto

Simbolisme Dewa Dalam “ Satyr Yang Mencari Sayap “ Karya Denny Apriyanto

Simbolisme Dewa Dalam “ Satyr Yang Mencari Sayap “ Karya Denny Apriyanto

Oleh : Choirul Anom ( 2411421085 )

Satyr

Dewa adalah entitas supranatural yang menguasai unsur unsur alam atu aspek aspek tertentu dalam kehidupan manusia. Dalam agama tertentu mereke menyembah dewa, menganggap bahwa dewa itu suci dan keramat. Sehingga tak jarang banyak orang yang menggunakan dewa sebagai simbol dari suatu kekuasaan. Salah satunya pada Lukisan “Satyr Yang Mencari Sayap” karya Denny Apriyanto.

Denny Apriyanto lahir pada 16 April 1990 di Rembang, Jawa Tengah. Sejak kecil, Mas Denny telah memiliki ketertarikan yang mendalam pada dunia seni, khususnya dalam kegiatan menggambar. Minatnya terhadap seni semakin berkembang ketika dia aktif melukis sejak SMA. Saat dia memasuki dunia perkuliahan, hasratnya untuk mengejar bakat seninya semakin kuat, yang kemudian memotivasinya untuk memilih jurusan Seni Rupa.

Awalnya, Mas Denny diterima di salah satu universitas seni terkemuka di Yogyakarta, yaitu di kampus ISI. Sayangnya, karena lokasinya yang jauh dari rumah, kedua orangtuanya tidak mengizinkannya untuk berkuliah di ISI. Akhirnya, dia memulai perjalanan kuliahnya di UNNES, mengambil jurusan Seni Rupa pada tahun 2008.

Selama masa kuliahnya, Mas Denny sangat fokus pada mata kuliah yang berkaitan dengan melukis. Dia menggali berbagai gaya seni, mencoba segala variasi yang ada, dan akhirnya menemukan gaya yang sesuai dan membuatnya merasa nyaman. Gaya tersebut adalah hasil akumulasi dari semua gaya yang pernah dicoba olehnya, dengan unsur-unsur yang sangat mencolok, terutama dari aliran Pop Art, surealisme, dan ekspresionisme.

Mas Denny mengunnakan cat Akrilik pada setiap karyanya karena pengaplikasianya yang mudah dan cepat kering serta warnanya yang pigmented. Selain penggunaan cat akrilik, mas Denny juga menggunakan media campuran lainya seperti tile yang digunakan pada lukisan

“Satyr Yang Mencari Sayap” ini. Penggunaan mixed media memberikan kesan yang lebih estetis dan makna yang lebih mendalam pada lukisanya ini.

Teknik yang digunakan dalam lukisanya ini adalah Teknik kolase yang dapat kita liat dengan jelas perpotongan tiap bidangnya dan warna yang digunakan. Selalin itu teknik goresan juga ada pada objek utamanya yaitu goresan putih yang menggambarkan dewa.

Lukisan “Satyr Yang Mencari Sayap” dibuat pada tahun 2022 dengan penggunaan cat akrilik, charcoal dan tile di atas canvas dengan ukuran 160 x 170 x 5 Cm ini memiliki makna yang kuat terhadap sindiran kondisi politik negara kita saat ini.

Nafsu Politik dalam Satyr

Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (Teori Klasik Aristoteles). politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan Publik pemerintahan dan negara.

Politik merupakan salah satu hal yang krusial untuk disampaikan menurut mas Denny, karena mengingat betapa buruknya pemerintahan kita dalam beberapa hal seperti pada sistem pembangunan yan kurang merata, korupsi, dan tentang bagaimana pemerintah memperlakukan seniman itu sendiri.

Itulah pesan yang juga ingin disampaikan melalui karya ini. penggunaan warna dan elemen visual memiliki makna simbol tersendiri . Warna coklat dan hijau melambangkan unsur alam, seperti tanah dan rumput. Goresan putih menggambarkan dua dewa, salah satunya memiliki sayap, sementara yang lain memiliki kain menjuntai, mengekspresikan dua elemen berbeda dalam mitologi. Penggunaan warna biru, setengah lingkaran toska, abu-abu, dan kuning menciptakan nuansa kolase dalam karya. Adanya warna merah di atas dewa yang memiliki kain menjuntai menggambarkan status baterai yang rendah, menambahkan elemen kontemporer ke dalam karya ini. Dengan demikian, karya ini menggabungkan unsur alam, mitologi, dan elemen kontemporer untuk menyampaikan pesan yang kaya dan kompleks.

Dewa bersayap yang digambarkan dalam lukisan tersebut adalah Satyr. Dewa penguasa hutan dengan Nafsunya yang besar. Sedangkan yang satunya merupakan penggambaran dari peri hutan. Simbolisme satyr dan peri hutan yang menuangkan air sperma tersebut adalah menunjukkan nafsu besar satyr yang selalu dia utamakan. Yang dimana seperti pada cerita mitologinya bahwa peri hutan selalu bersembunyi dan ketakutan terhadap satyr akibat dijadikan pelampiasan atas nafsunya. Penggunaan simbol baterai yang sudah sedikit menunjukkan bahwa peri itu hampir mati hanya karena menjadi pelampiasan akan nafsu satyr yang memang berkuasa pada tempat itu pada hutan dan alam.

Ini memiliki filosofi sindiran terhadap politik yang dimana seperti kebanyakan pemimpin kita yang juga memlilki nafsu besar untuk mendapat kekuasaan yang lebih dan ingin memuaskan segala hasratnya dengan terus memeras rakyatnya sendiri hingga banyak orang susah yang

makin kesusahan dan hampir mati akibat kebijakan pemimpin kita itu sendiri.Dengan demikian, lukisan ini menghadirkan sebuah cermin tentang kekuasaan, ketamakan, dan rakyat yang sering kali menjadi korban dari para pemimpin yang hanya mementingkan diri sendiri.

Persepsi Terhadap Simbol Satyr

Penggunaan dewa Satyr sebagai simbolisme untuk menggambarkan kondisi pemerintah kita sangatlah bagus dikarenakan melalui simbolisme yang aesthetic dapat memuat makna yang dalam.

Jika dibandingkan dengan lukisan lain contohnya “Creation of Adam” karya Michelangelo penggunaan simbol dewa atau tuhan protagonis disini dapat dilihat jelas dengan penggambaran anotomi dan posturnya yang terkesan lembut. Kemudian adam digambarkan selayaknya manusia pada umumnya juga menambah kejelasan akan makna tentang awal diciptakanya manusia dalam hal ini.

Sedangkan pada lukisan karya mas Denny jika orang awam mengamati akan mempersepsikan bahwa dewa dewa tersebut juga protagonis yang diperlihatkan sedang merawat lingkungkan dengan menuangkan air yang dimana agar tumbuhan dihutan dapat tumbuh subur dengan baik. Berbeda dengan makna yang mas denny coba sampaikan dari awal yang dimana ini adalah menginterpretasikan pemerintah yang terus haus akan kepuasan dan kekuasaan sampai mengorbankan rakyatnya.

Strutktu satyr yang coba digambarkan dalam lukisan ini pun juga memiliki struktur yang mirip sekali dengan Dewa Cupid yang dimana itu adalah dewa cinta yang memiliki makna yang sangat berbanding balik dengan makna yang ada pada lukisan ini.
Namun karena kebanyakan orang lebih familiar dengan dewa ini apalagi banyak muncul dalam produk saat hari valentine, maka orang bisa dengan mudah mempersepsikan makna lukisan ini menjadi berbanding terbalik dengan makna yang mas Denny coba komunikasian.

Satyr yang juga dalam mitologi yunani menjadi simbol dari maskulinitas harusnya dapat digambarkan dengan postur yang lebih gagah dan sangar untuk mendapatkan kesan negatif yang berkaitan dengan makna jahatnya pemerintah itu sendiri.

Evaluasi

Pada karya seni ini sangat menggambarkan karakter dari mas Denny, yaitu penggabungan teknik yang dilakukan seperti teknik kolase dan arsir yang juga menimbulkan kesan gaya pop art dan surealisme. Yang dimana teknik dan gaya tersebut sangat erat hubunganya dengan pengalaman pengalaman yang perna ia lalui dalam hidupnya.

Penggunaan mixed media yang sebenarnya sudah sangat umum, namun bagaimana mas Denny menggabungkan semua unsur itu termasuk dengan teknik dan gaya yang ia pakain menimbulkan sebuah kebaruan karakter yang belum pernah saya lihat pada karya seni lainya.

Dengan makna yang dalam dan visual yang menarik dengan penggabungan mixed media dan style yang digunakan, ini akan menarik banyak orang dan menjadi penting untuk sesekali di nikmati oleh penikmat seni.
penggunaan mixed media untuk melengkapi objeknya memberikan kesan dan efek tersendiri yang menambah pengalaman estetis para penikmat seni.

Namun menurut saya hal yang perlu di tingkatkan lagi ada pertimbangan seberapa mudahnya simbol utama yang menjadi pilar filosofi itu bisa dipahami oleh audience sehingga makna yang ingin disampaikan dapat tertangkap oleh audience yang melihat tanpa menimbulkan persepsi yang membelakangi makna aslinya sehingga pesanya tidak bisa tersampaikan dengan baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top